Si Sunda Tulen, Idha

6:33 AM Unknown 1 Comments


Ketika hendak melanjutkan “How Unique My Class” untuk sesi ke-2, aku bingung. Bukan bingung dengan apa yang akan ditulis, tapi bingung… siapa yang untuk saat ini akan aku ceritakan lebih dulu. Tapi setelah dipikir-pikir selama lima detik, akhirnya aku memutuskan bahwa sekarang aku akan memaparkan keunikan dari salah satu teman terbaikku yang bernama Khilda Nur Azizah.
Orang-orang memanggilnya Idha. Sedangkan yang bukan orang manggil dia... (yang bukan orang?). Ada juga yang manggil dia:
”ijaaaah......”
Kalo udah gitu Ijah pasti langsung menyahut,
”Iya nyaaaaak...”
Si Enyak menimpali,
”Jangan gila donk!”
Ups, itu mah lagunya Ijah Gunawan. Eh, Ivan Gunawan.
Tapi aku sendiri lebih senang manggil dia Idun. Bagi yang mau ikutan boleh-boleh saja, mari kita bersama-sama memberdayakan panggilan Idun untuk Khilda. Haha
Sejenak lupakanlah masalah panggilan yang paling cocok untuk Idun. Yang terpenting untuk kita bahas saat ini adalah: Who Is Idha?
Menurut kamus bahasa PPB, idha adalah Bandar gorengan (piss Idun, Idun cantik deh!). Tapi idha juga BBB: Bukan Bandar Biasa. Yang luar biasa dari Bandar yang satu ini adalah, dia merupakan Bandar yang selalu bersemangat. Idha berkoar-koar dengan senyumnya yang selalu mengembang untuk mengundang para pelanggan.
”Teh ia..... ieu aya pisang” kata idha suatu hari pada Mulya, sang penggemar pisang goreng keju.
Atau, ”Ngangge cengek teu?” kalimat yang sangat sering Idha lontarkan pada pembeli martabak atau karoket. Kalimat lainnya adalah,

 ”Pionk.... jajan!” yang dimaksud dengan Pionk adalah Silvia Fujiyastuti.


Jika diperhatikan, kalimat-kalimat yang diucapkan Idha selalu berbahasa Sunda. Neneng asal Soreang ini memang Sunda tulen. Tak jarang dia ”kaceletot” menggunakan bahasa Sunda ketika presentasi di depan kelas. Meskipun begitu, jangan anggap Sunda tulen adalah predikat yang negatif untuk Khilda. Karena dengan kesunda-sundaannya, Idha telah berhasil menjadi mojang Bandung yang ramah selayaknya ciri orang Sunda.
Betapa bangganya aku bisa berteman dengan seorang Idha. Idha yang ramah, baik hati, rajin menabung untuk biaya nikah (ups!), sholehah (meskipun agak mother Complex, hehe), centil dan pekerja keras.
Doa: ya Allah... semoga dengan mengekspos kebaikan-kebaikannya Idha ngasih karoket gratis! Amiin...