Sebelum Menikah, Bicarakan Hal-hal Urgent Ini dengan Calon Pasangan

12:27 AM Unknown 1 Comments




Kenapa banyak orang yang setelah menikah justru kecewa karena merasa pasangannya saat ini berbeda jauh dengan yang mereka kenal sebelum menikah? Atau jangan-jangan sebenarnya yang ditampakkan sebelum menikah justru bukan sifat asli mereka dan baru kelihatan setelah pernikahan?
Bagi sebagian orang, hanya karena sungkan kepada calon pasangan, akhirnya tidak mau membicarakan dan mendiskusikannya. Tapi belakangan, setelah semua masalah rumah tangga mengacaukan semua mimpi indah tentang pernikahan itu, barulah menangis menyesal dan mulai mencari solusi.
Untuk itu sebelum terlambat dan memutuskan menikah, bicarakan hal-hal urgent ini dengan calon pasanga Anda:
  1. Sudah tahukah anda masing-masing hak dan tanggung jawab setelah menikah nanti? Siapa yang akan mencari nafkah, berdua atau suami saja? Lalu, bagaimana kalau istri ingin ikut bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri?
  2. Diskusikan mengenai prosesi pernikahan. Apakah hanya syukuran atau akan diadakan pesta? Kalau iya, bagaimana dengan pembagian biaya resepsinya?
  3. Berterus teranglah kepada calon pasangan tentang utang yang saat ini sedang ditanggung, jangan sampai setelah menikah baru mengaku. Anda juga bisa menanyakan hal yang sama tentang utang yang sedang dia tanggung.
  4. Perlu kah untuk saling terbuka mengenai pendapatan? Sangat perlu. Ini bisa jadi masalah besar di kemudian hari jika tidak terus terang dari awal. Sering orang yang kelihatan punya karir dan jabatan bagus di sebuah perusahaan besar, ternyata gajinya tak seperti yang dibayangkan.
  5. Apakah anda saat ini jadi tulang punggung keluarga dan memberikan sebagian besar gaji untuk membantu keluarga? Atau ada anggota keluarga yang wajib dibantu setiap bulan seperti uang sekolah adik atau keluarga yang mengidap menyakit yang harus rutin berobat? Perlu dibicarakan dulu nih pada calon pasangan, setelah menikah nanti mau seperti apa, berapa persen pendapatan anda yang akan tetap dialokasikan untuk membantu.
  6. Setelah menikah tinggal dimana? Ada saja masalah yang mungkin timbul ketika tinggal serumah dengan mertua. Jika terpaksa harus tinggal di rumah mertua, sampai kapan? Sudahkah disepakati dari awal?
  7. Calon pasangan minta melakukan tes kesehatan sebelum menikah, kenapa tidak? Bukan untuk meragukan, tapi kita bisa bersiap antisipasi lebih dini untuk segala kemungkinan.
  8. Setelah menikah, apakah ingin langsung punya momongan, atau menunda dulu karena suatu hal?
Mungkin masih ada hal-hal lain yang mengganjal tentang diri pasangan, baiknya hal tersebut dibicarakan sebelum jauh ke jenjang pernikahan. Tidak perlu gengsi, takut dibilang matre atau banyak syarat, tapi 8 hal di atas sangat urgent untuk dibicarakan dengan calon pasangan. 

Sebelum terlambat, upayakan yang terbaik untuk pernikahanmu karena itulah masa depan dunia dan akhiratmu :)

-dari berbagai sumber

1 comments:

Berhaji di Usia Muda, Why Not?

7:36 PM Unknown 2 Comments

Sejauh ini, jamaah haji dari Indonesia dipenuhi oleh orang-orang lanjut usia. Jarang sekali ditemui jemaah yang usianya masih muda. Beragam alasannya; mulai dari faktor kemapanan, mendahulukan rukun Islam lainnya, sampai ada yang memang belum diniatkan. Padahal, berhaji di usia muda memiliki keunggulun dari segi kesehatan dan kekuatan sehingga ibadah haji menjadi lebih maksimal. Jadi, siapa bilang berhaji itu harus nunggu tua? Yuk niatkan dan persiapkan segala sesuatunya dari sekarang, cek beberapa poin yang perlu dipersiapkan agar kita dipilih menjadi salah satu tamu-Nya.
1. Niat ikhlas untuk berhaji
Niat untuk beribadah haji harus dimulai dari sekarang. Meskipun ibadah haji diiringi dengan kata-kata “jika mampu”, bukan berarti jika tidak ada uang kewajiban haji langsung gugur, dan bukan berarti juga ketika empat rukun Islam lainnya belum dilaksanakan maka rukun kelima jadi tidak wajib dilakukan. Intinya kita harus terus memperbaharui niat dan keyakinan untuk berhaji sebelum ajal tiba.
2. Azzam untuk meraih surga melalui ibadah haji
Ibadah Haji merupakan salah satu ibadah yang di dalamnya bertaburan sarana untuk menghapus dosa dan meraih surga. Karena itu, jangan sampai azzam kita kendur untuk melaksanakannya.
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya,”Amal apakah yan paling utama?”. Rasul menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. “Kemudian apa?”, “Jihad di Jalan Allah”, “Kemudian apalagi?”, “Haji Mabrur”.
3. Perbanyak wawasan tentang pentingnya haji
Pengetahuan seputar ibadah haji, sebaiknya dicicil sejak dini sehingga perlahan akan masuk dan membentuk pemahaman yang kokoh dalam diri kita. Wawasan ini perlu untuk menjaga keikhlasan niat dan tekad kita untuk berhaji. Pengetahuan tentang haji bisa kita dapatkan dengan membaca buku maupun artikel di situs-situs Islam.
4. Tarik pertolongan Allah melalui ibadah yang maksimal
Jika Allah melihat kesungguhan kita untuk berhaji, insya Allah kemudahan haji yang tidak disangka-sangka Ia berikan untuk kita tunaikan. Kesungguhan ini bisa kita lakukan melalui ibadah di luar haji yang nilai pahalanya tidak kalah besar. Antara lain; Sholat tepat waktu, qiyamul lail, berbakti pada orang tua, dan sedekah, yang sangat dicintai Allah jika kita kerjakan.
5. Menabung dari harta yang halal
Jangan berpikir bahwa biaya haji yang mahal tak mungkin terjangkau oleh kantong kita yang anak sekolah/mahasiswa. Allah Maha Kaya, Ia bisa saja memberangkatkan kita ke Rumah-Nya tanpa meminta biaya sedikitpun dari kita. Rahasia ibadah haji seringkali di luar batas logika manusia. Banyak orang yang pergi haji karena diberangkatkan oleh perusahaannya, diongkosi oleh dermawan, menang melalui undian yang halal, mendapat warisan, dan sebagainya. Kalau Allah punya kehendak, siapa yang akan menghalangi?
6. Doa di waktu dan tempat yang Mustajab
Segala inti dari ibadah adalah doa, dan doa adalah senjata kaum muslimin. Jika kita ingin memenunaikan ibadah haji selagi muda, jangan sia-siakan meminta di waktu mustajabnya doa, yaitu ketika berpuasa, musafir, dizalimi, selepas adzan, antara iqamah dan sholat, antara dua khutbah jumat, waktu sahur, waktu hujan, dan sepertiga malam. Dan jangan sia-siakan pula hari diijabahnya doa seperti hari jumat, hari arafah, malam dan hari raya, malam lailatul Qadar, malam nisfu Sya’ban, dan awal rajab.
Maksimalkan ikhtiar dan azzamkan dalam hati; Berhaji di usia muda, why not?

dari berbagai sumber

2 comments:

Sesungguhnya Saya Sedang Kasmaran

1:08 AM Unknown 1 Comments

Oleh: Benny Arnas

Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran! Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Menahan hawa nafsu.

Mereka harus belajar tak makan-minum seharian. Memaknai bahwa rumahtangga sejatinya bangunan kerontang. Ia bukanlah supermarket yang bernama kebahagiaan. Ia adalah gudang makanan yang kosong dari persediaan. Mereka bukan harus mengambil darinya, namun justru mengisinya, untuk dibawa ke kapal asmara yang sudah ditaut di pelabuhan cinta.

Mereka makan ketika dibutuhkan, mereka minum ketika haus saja. Makan pun taklah boleh terlampau banyak.Tak elok kekenyangan. Alih-alih membuat badan bertenaga, alih-alih menambah semangat bekerja; namun justru membuat rasa malas kian betah. Minum pun jangan sampai membuat perut kembung. Alih-alih menghilangkan haus, namun justru menyebabkan sakit perut. Ya, makanlah sebelum lapar, dan minumlah sewajarnya. Maka, rumahtangga akan dirasai sebagai bahtera yang lunas berlayar bila sesiapa yang ada di dalamnya mampu mengatur persediaan makanan dengan baik, mampu menggunakannya secara tak berlimpah.

* * * 

Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran!
Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Menahan hawa nafsu.


Mereka harus belajar tak melampiaskan amarah seharian. Memaknai rumahtangga sejatinya kebahagiaan yang diciptakan. Mereka harus sabar menenggang segala salah, silap, dan dosa, yang sangat mungkin dilakukan oleh masing-masing pihak, lalu melukai masing-masing pula, lalu bersemayamlah tungku kebencian yang awalnya adalah kesal-kesal manja, lalu tanpa disadari masing-masing menyiramnya dengan minyak kecemburuan, lalu mereduplah api asmara karena dilumat bara asmara yang menyala-nyala (benci menjadi dengki, cemburu menjadi ragu). Bila tak segera dimatikan, maka rumah kebahagiaan hanya tinggal impian. 
Bila tak ingin menghadapinya, keselarasan berumahtangga bagai jempol dalam isapan. Maka, bila mencintai, cintailah sekadarnya. Bila membenci, bencilah sekadarnya.


* * * 

Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran! Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Memaknai waktu mengolah amanah.



Mereka harus belajar tak membuang waktu percuma di malam punai. Memaknai bahwa berumahtangga sejatinya tentang kecakapan mengolah amanah. Maka, mereka bertadarus. Mengaji bersama-sama. Menyelesaikan juz demi juz. Mengkhatamkan Al Qur’an. Semuanya tak hanya dianggap sebagai lelaku jamaah. Lebih dari itu, mereka memaknainya sebagai tanggungjawab yang menyenangkan. Bila kehidupan rumahtangga sudah diserakkan oleh onak dan duri, mereka memungutnya. Bersama-sama.Ya, percintaan adalah kitab suci dengan halaman tak berbatas. Mereka mesti membacanya bila ingin merayu Tuhan agar Dia senantiasa melimpahkan karomah. Mereka akan selalu mengkajinya demi melunaskan penasaran; kapan juz 30 berlabuh?.Selalu. Sampai bila-bila.

Karena mereka tak tahu, di mana surat Al Ikhlas bersemayam demi melafalkan kalimat bahwa Ia Mahabenar dengan Segala Firman. Mereka akan tahu bila tiba-tiba Israil tersenyum dan bilang, “maaf, sudah saatnya kalian pulang” dengan santun dan suara yang halus. Ketika itu mereka tiba-tiba berada di lembar terakhir mushaf. Mereka tutup Al Quran. Tadarusan tunai.

* * * 

Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran! Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Mengeja cinta dengan berbagi.

Mereka harus belajar tak membuang waktu percuma seharian. Memaknai bahwa berumahtangga sejatinya tentang memberi. Mereka bayar zakat. Mereka perbanyak sedekah. Tentu mereka tahu, betapa masih banyak anak-anak jalanan, janda-janda fakir, dan orang-orang papa, yang terlantar, yang kehadirannya bagai disengaja Tuhan untuk melihat apakah mereka bersedia memberi atau tidak sama sekali. 

Maka, berumahtangga bukan hanya usaha menggunungkan kebahagiaan. Namun juga usaha mengikisnya perlahan-lahan. Memberikan sebagian kesemringahan agar yang lain jua merasakan nikmatnya kehidupan. Gunung takkan menjadi lembah bakda meletus, bukan? Kebahagiaan takkan sirna ketika berbagi, bukan?

* * *
Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran!

Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Memaknai waktu sebagai lembaran obituari.Mereka harus belajar mengingati diri. Bahwa hidup akan bermuara pada pilihan yang dimaklumatkan jauh-jauh hari. Jannah atau jahim. Surga atau neraka. Mereka mengunjungi rumah-rumah mungil yang ditandai papan atau batu kembar. Di sana, di peraduan anggota keluarga mereka (atau juga teman dekat mereka) yang telah menyatu dengan tanah, dengan semua peritabiat yang sedikit-banyak diketahui, mereka akan mengira-ngira; ketika Munkar-Nakir menanyainya tentang Tuhan, rasul, agama, kitab suci, kitab suci, apakah ia kuasa menjawabnya, atau justru gada-bara akan menghantam kepalanya! Maka, rumahtangga adalah titi untuk menggapai impian hakiki itu. Salah-salah melewatinya, akan terjerengkang di sungai api.

Ah, lupakanlah itu! Mereka memejamkan mata sejenak. Salah satu dari mereka pun melafalkan serentetan kata keramat yang telah dihafal mati-matian sebelum ketib, penghulu hadir di hadapan mereka berdua. Oh, bukankah sebuah kebahagiaan tak terkias ketika mendapati iman telah genap (hanya) dari sebuah pernikahan yang akan menunaskan keberkahan demi keberkahan dalam istana yang bernama keluarga? “Bagaimana saksi-saksi?” “Sah?” “Sah!”

* * * 

Beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda lebaran! Mungkin lebih tepatnya kukatakan, beruntunglah orang-orang yang akan menikah bakda Ramadhan! Mereka akan menikah setelah melalui satu bulan penuh cabaran. Memperlakukan waktu sebagai amalan.

Mereka harus belajar tak membuang waktu percuma di malam punai. Memaknai bahwa rumahtangga sejatinya tentang kecakapan mengolah kemesraan. Mereka bertarawih di malam-malam yang senantiasa penuh berkah. Beribadah bersama-sama. Menikmati semuanya. Sebagaimana mereka mesti meyakini, mereka adalah pasangan yang akan bersama dalam waktu yang lama, sangat lama, selama-lamanya. Maka, bila merasa jenuh mengunjungi masjid kampung, mereka bersafari ke rumah Tuhan-rumah Tuhan yang lain di kampung tetangga. 

Bila mereka merasa bosan dengan kebersamaan yang berlaku selama ini, maka pergilah mereka ke tempat-tempat yang indah. Tempat-tempat di mana berbotol-botol air cinta siap dibawa pulang. Sesampai di rumah, mereka siram pohon-pohon kemesraan yang hampir layu dan mati.Mereka pun menunggu sembari selalu menyiraminya. Berdua saja. Sambil tersenyum dan bercubit-cubitan mesra. Sampai akhirnya pohon-pohon itu berbuah. Biji-bijinya jatuh satu per satu. Bertunas-tunas. Tanpa mereka sadari ada yang berbeda setelah sekian lama:

“Ah, anak-anak kita sudah besar, ya!” ***


* Lubuklinggau, di ujung Juli 2010

1 comments:

5 Ciri Kecantikan Pribadi Muslimah

1:46 AM Unknown 0 Comments

Setiap wanita senantiasa mendambakan kecantikan fisik. Tetapi ingat, kecantikan dari dalam yang lebih dikenal dengan istilah inner beauty adalah hal yang lebih penting daripada kecantikan fisik. Karena apa gunanya seorang muslimah cantik fisik tetapi tidak memiliki akhlak terpuji. Maka dari itu kecantikan dari dalam memang lebih diutamakan untuk menjaga citra diri seorang muslimah.

Menjaga kecantikan dari dalam berarti menjaga etika dan budi pekerti baik, serta menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik berdasarkan sudut pandang syariat Islam. Berikut ciri kecantikan pribadi muslimah :

Artikel_5 Ciri Kecantikan Pribadi Muslimah 

1. Lisan
Allah dengan tegas menyatakan bahwa antara ciri hamba-Nya yang baik adalah mereka yang baik ucapannya. Seperti yang tercantum dalam surat Al-Furqan ayat 63, yang artinya “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.”

Termasuk dalam hal ini adalah menjauhi perbuatan ghibah (membicarakan keburukan orang lain). Maka hendaknya para muslimah memperhatikan apa-apa yang diucapkan. Bila setiap wanita muslim mampu menjaga lisan dari mengganggu atau menyakiti orang lain, insya Allah mereka akan menjadi seorang muslimah sejati. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”

2. Mata
Demikian pula dengan anggota tubuh lainnya seperti mata. Untuk menjadikan sepasang mata yang indah, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka. Allah berfirman mengenai hal ini disurat al-Hujurat ayat 12, artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.”

Hal terpenting lainnya adalah, pergunakan mata untuk hal-hal yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini berarti tidak menggunakan mata untuk bermaksiat. Pandangan mata adalah mata air kemuliaan, bukan menjadikannya duta nafsu syahwat sesaat.

3. Telinga
Lalu peliharalah telinga dari mendengarkan musik yang melemahkan jiwa, gosip, kata-kata keji dan sesat, atau menyebutkan kesalahan-kesalahan orang. Telinga diciptakan untuk mendengarkan Kalam Allah dan instruksi-instruksi Rasulullah. Sepasang telinga yang indah dan baik adalah yang bisa mengambil manfaat ilmu-ilmu keislaman.

4. Tangan
Selanjutnya tangan, tangan yang baik adalah tangan yang diulurkan untuk membantu dan menolong sesama muslim, serta bersedekah dan berzakat. Kita diberi dua tangan; satu untuk membantu kita dan satu lagi untuk membantu orang lain. 

Maka, jaga baik-baik kedua tangan, jangan dipergunakan untuk memukul orang lain, jangan dipakai untuk mengambil barang haram ataupun mencuri, jangan dipergunakan untuk menyakiti makhluk ciptaan Allah, atau untuk mengkhianati titipan atau amanah. Atau pun untuk menulis kata-kata yang tidak diperbolehkan.

5. Kaki
Kemudian kedua kaki yang indah adalah yang dipergunakan untuk mendatangkan keridhaan Allah. Jagalah kedua kaki untuk tidak berjalan menuju tempat-tempat yang diharamkan. Karena hal itu adalah kemaksiatan yang besar dan sama saja dengan merendahkan diri muslimah. 

Lalu jangan sekali-kali mempergunakan kaki untuk menyakiti saudara-saudari muslimah, pergunakanlah untuk berbakti kepada Allah, misalnya dengan mendatangi masjid, tempat-tempat pengajian, berjalan untuk menuntut ilmu agama serta menyambung tali silaturahim, atau melangkahkannya untuk berjihad di jalan-Nya.

Demikian pula dengan segenap anggota tubuh lainnya. Semua akan nampak indah serta mempesona apabila dipergunakan dalam rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecantikan fisik seorang muslimah bahkan sangat dipengaruhi kecantikan batin. Untuk mendapatkan tubuh yang ramping, maka cobalah untuk berbagi makanan dengan orang-orang fakir-miskin.

Maka jadikan malu karena Allah sebagai perona pipinya. Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya. Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat. Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat. Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu. Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama. Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah. Gelangnya adalah tawadhu. Kalungnya adalah kesucian, dan seluruhnya dibalut oleh hijab sebagai perisai bagi kehormatanya.

SFJ
Source: kultum.net 

0 comments:

Sepucuk Surat Kecil untuk Muslimah

6:43 AM Unknown 0 Comments


Muslimah, pernahkah kamu merasakan kesedihan yang teramat dalam? Sehingga rasanya seperti tak punya harapan lagi. Lalu bagaimana rasanya ditinggal oleh orang yang kita sayangi? Mungkin saking sedihnya kita bisa meratap dan berdiam diri berhari-hari.

Tapi seiring berjalannya waktu, kita tidak bisa stuck dengan kondisi tersebut. Pikiran kita akan tumbuh, perasaan pun akan berubah. Jika demikian halnya, maka mengapa kita biarkan diri tenggelam dalam kesedihan, sedangkan pada akhirnya itu semua akan menjadi masa lalu? Tersenyumlah Muslimah, karena ada sepucuk surat kecil untukmu yang akan membuatmu berfikir lebih positif. Mari kita renungkan baik-baik….

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa tidak dinikmati saja
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa

Jika luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama
Jika benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti diumbar sepuas rasa
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya
Sedang taubat itu lebih utama
Jika harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri
Sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti membusung dada
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka megapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama
Sedang memberi akan lebih banyak memiliki arti

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta

Yakinlah Muslimah, ketika waktu terus berjalan dan semua itu telah berlalu, kita akan melihat dengan pandangan berbeda. Bisa jadi, kesedihan yang dirasakan saat itu ternyata tidak semenyedihkan yang kita kira. Dan mungkin saja kita akan menyadari kemarahan dan kebencian saat itu tidaklah beralasan. Atau barangkali kesalahan yang pernah dilakukan akan membuat kita lebih menghayati kebenaran. Tersenyumlah, karena semua yang kita rasakan hari ini, akan menjadi menjadi masa lalu pada akhirnya.

SFJ
source: Catatan Seorang Ukhti

Tulisan ini dimuat di http://media.zoya.co.id/inspirasi/sepucuk-surat-kecil-untuk-muslimah 

0 comments:

Aisyah, Sosok Teladan Muslimah Dunia

8:05 PM Unknown 0 Comments

Apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat, maka kami bertanya kepada Aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau”. (Al-Hadits)
***
Ummahatul Mukminin, Aisyah r.a. Siapa yang tidak mengenal beliau? Beliau adalah istri kesayangan Rasulullah Saw. Satu hal yang membuatnya menjadi kecintaan Rasulullah Saw adalah kecerdasan dan keluasan wawasannya. 

Seperti apakah kecerdasan beliau yang pada akhirnya menjadikannya sebagai rujukan berbagai cabang ilmu? Berikut kisah ringkas Aisyah r.a. dan kecerdasan intelektual yang patut diteladani oleh kita sebagai seorang muslimah.

Aisyah lahir pada bulan Syawal tahun ke-9 sebelum hijrah atau bulan Juli 614 M. Kecerdasan Aisyah sendiri sudah terlihat sejak kecil, diantaranya:
  1. Mampu mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadist-hadist yang didengarnya dari Rasulullah Saw;
  2. Mampu memahami, meriwayatkan, menarik kesimpulan serta memberikan penjelasan detail hukum fiqih yang terkandung di dalam hadist;
  3. Sering menjelaskan hikmah-hikmah dari peristiwa yang dialaminya pada masa kecil;
  4. Mampu mengingat dan memahami rahasia-rahasia hijrah secara terperinci hingga bagian-bagian terkecilnya.
Aisyah r.a ditinggal wafat oleh Rasulullah saw ketika berusia 18 tahun. Bagi kita apa yang dapat dilakukan oleh seorang gadis berusia 18 tahun? Tapi beliau telah menguasai berbagai masalah agama sedemikian luas. Bahkan dikatakan bahwa segala sabda dan perbuatan Rasulullah saw dapat diingatnya tanpa batas.

Hal lain yang sangat mengagumkan, di kalangan para perawi hadits Aisyah r.a menempati posisi ke 4 dalam jumlah hadits yang diriwayatkan, yaitu sebanyak 2210 hadits. Jumlah tersebut mengalahkan jumlah hadits yang diriwayatkan sahabat lain yang usianya jauh lebih tua dari beliau.

Dalam meningkatkan tarap keilmuan umat Islam, Aisyah secara nyata mengabdikan dirinya dengan mendirikan sebuah madrasah (sekolah). Madrasah Aisyah adalah madrasah ilmu yang paling diminati setelah wafatnya Rasulullah. Ia mendidik secara langsung setiap orang yang meminta pengajaran darinya tanpa pandang bulu. Orang-orang yang meminta fatwa hukum dan menanyakan berbagai persoalan, Aisyah menyimaknya dengan saksama lalu memberikan jawaban yang sebaik-baiknya yang ia ketahui.

Dari madrasah yang diasuh oleh Aisyah itu, lahir banyak ulama terutama dari kalangan tabi’in. Terdapat banyak bukti dalam literatur Islam yang menunjukkan hal itu. Bahkan Qosim, salah satu ahli fiqih terkemuka di Madinah berkata, “Aisyah memberikan fatwa secara independent pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan seterusnya hingga akhir hayatnya. Jadi, meskipun Aisyah adalah seorang wanita, tapi kapasitas keilmuannya tidak kalah dari sahabat rasul yang pria.”

Berdasarkan sudut pandang agama, syariat, akhlak, kemuliaan, dan kesucian, Aisyah tidak bisa dibandingkan dengan perempuan terkenal mana pun pada masa kini dan masa-masa sebelumnya.

Itulah Aisyah, sosok dengan sifat-sifat paripurna yang telah menghadirkan teladan ideal bagi ratusan juta kaum perempuan di dunia. Semoga kita dapat berkaca, serta terus berusaha untuk meneladani kecerdasan serta kemuliaannya. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
Aisyah..you're so inspiring for Muslimah :)

Source: Aisyah, the True Beauty

0 comments: